Sosialisasi dan Pengembangan Hasil Bumi Singkong (Opak dan Sipedis) Bersama Warga Ketetang. (maduraday/KKN 39)
Potensi pangan yang terdapat di Desa Ketetang, Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan Madura salah satunya adalah singkong. Salah satu dusun yang terdapat di Desa Ketetang. Penghasil utama singkong adalah Dusun Koalas. Dusun Koalas merupakan dusun yang mayoritas warganya berprofesi sebagai petani singkong, kacang, jagung dan padi. Akan tetapi dari keempat jenis pertanian tersebut, singkonglah yang paling banyak dihasilkan dan menjadi sumber hasil bumi utama Desa Ketetang khususnya Dusun Koalas. Adanya bahan pangan singkong yang melimpah di Desa Ketetang membuat kelompok KKN 39 UTM berinovasi menciptakan pangan berbahan dasar singkong. Produk tersebut adalah Pakopak yang merupakan produk kerupuk opak dengan variasi rasa yaitu, pedas, balado, ayam panggang, dan rumput laut serta produk Sipedis. Sosialisasi inovasi pangan tersebut dilaksanakan pada Rabu, 07 Agustus 2018.
Kerupuk opak yang biasa dibuat oleh masyarakat Desa Ketetang hanya memiliki satu rasa yaitu original dengan topping udang kecil diatasnya. Maka kelompok KKN 39 berinovasi membuat kerupuk opak dengan varian rasa dan menggunakan pengemasan yang lebih banyak dari sebelumnya. Komposisi bahan pembuatan Pakopak terdiri dari singkong yang sudah dihaluskan, garam, tepung terigu, rempah-rempah, udang kecil, varian rasa bubuk (balado, ayam panggang, pedas, rumput laut) dan penyedap rasa. Proses pembuatan Pakopak pertama yaitu, mengupas singkong dan mencucinya sampai bersih. Selanjutnya yaitu menghaluskan singkong dengan mesin penghalus manual. Kedua yaitu, mencampurkan bumbu-bumbu yang sudah dibuat dengan singkong halus tersebut kemudian dicampur. Proses selanjutnya yaitu, mencetak adonan Pakopak menggunakan plastik dan piring agar produk berbentuk lingkaran. Kemudian mengukus produk setengah jadi tersebut kemudian dipotong. Selanjutnya yaitu proses penjemuran produk Pakopak. Penjemuran dilakukan secara manual dengan mengandalkan sinar matahari secara langsung.
Produk pangan kedua yaitu Sipedis. Sipedis merupakan singkatan dari singkong pedas manis. Bahan utama Sipedis sama dengan pakopak yaitu singkong. Komposisi bahan pembuatan sipedis terdiri dari singkong, garam, gula merah, bahwang merah, bawang putih, cabai dan penyedap rasa. Proses pembuatan Sipedis pertama yaitu, mengupas singkong dan mencucinya sampai bersih. Selanjutnya yaitu memotong singkong menjadi tipis-tipis. Kemudian singkong yang sudah diiris tipis-tipis direndam dengan air kapur dan didiamkan selama 15 menit, tujuannya adalah agar renyah setelah digoreng. Setelah direndam selama 15 menit selanjutnya yaitu menggoreng singkong tersebut sampai berwarna kuning kecoklatan. Kemudian tiriskan singkong yang sudah digoreng. Proses selanjutnya yaitu menghaluskan bumbu yang digunakan. Proses selanjutnya yaitu mencampurkan bahan bumbu dapur berupa garam, bawang merah, bawang putih, cabai dan penyedap rasa yang sudah di haluskan kemudian dimasukkan kedalam wajan dengan menggunakan api sedang. Setelah bumbu dapur tersebut berbau harum, masukkan gula merah kedalam wajan kemudian aduk bumbu dan gula tersebut agar tercampur dengan sempurna. Kemudian masukkan singkong yang sudah digoreng tersebut ke dalam wajan agar singkong dan bumbu tersebut menyatu menjadi satu. Setelah singkong dan bumbu menyatu, tunggu sampai dingin kemudian Sipedis siap untuk dikemas.
Tujuan dari adanya sosialisasi inovasi pangan yang dilakukan oleh kelompok KKN 39 UTM adalah untuk memberikan pengetahuan baru dan pelatihan pengolahan pangan berbahan baku singkong kepada ibu-ibu warga Desa Ketetang, Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan Madura.(MF)
0 Komentar