Potensi Limbah Jerami Dimanfaatkan Sebagai Pupuk Kompos

Proses pengolahan jerami menjadi pupuk kompos (Maduraday/Guntur Adi S)

BANGKALAN, Maduraday - Limbah merupakan persoalan yang sering kali ditemui oleh masyarakat. Limbah dipandang sesuatu yang tak memiliki arti dan nilai jual bahkan dipandang sebelah mata. Termasuk juga limbah jerami, limbah jerami banyak ditemui ketika masa panen padi tiba. 
Limbah jerami untuk saat ini hanya dimanfaatkan oleh para masyarakat hanya untuk pakan ternak bahkan ada yang tidak manfaatkan sama sekali hanya dibakar ditengah lahan persawahan. Seperti masyarakat umumnya, masyarakat desa Kapor Burneh juga melakukan hal yang sama terhadap limbah jerami. Ini terlihat dari banyaknya tumpukan jerami yang dibakar ditengah lahan persawahan.
Limbah jerami yang dibakar ditengah lahan persawahan memiliki dampak buruk. Dampak buruk pembakaran jerami di lahan persawahan adalah akan menhilangkan unsur yang terdapat pada tanah. Dengan membakar jerami padi ditengah lahan persawahan secara berangsur-angsur tanah akan menjadi tandus dan produktivitasnya akan menjadi turun, dengan kata lain hasil dari panen pun akan berangsur-angsur menurun.
Berangkat dari latar belakang tersebut, kelompok kuliah kerja nyata 55 membuat program kerja yang berupa pelatihan. Pelatihan yang bertajuk “Pemanfaatan Limbah Jerami Menjadi Pupuk Kompos” merupakan bentuk pelatihan yang langsung ditujukan untuk para petani di desa Kapor. 
Pelatihan pemanfaatan limbah jerami menjadi pupuk kompos dilakukan pada hari Minggu tanggal 22 Juli 2018. Pelatihan pemanfaatan limbah jerami ini diadakan di balai desa Kapor. Pada pelatihan pemanfaatan limbah jerami disambut antusias oleh para petani yang tergabung dalam kelompok tani desa kapor. Pada acara pelatihan pemanfaatan limbah jerami dihadiri para petani sejumlah 20an petani.
Pembuatan pupuk kompos bila dibandingkan dengan pupuk-pupuk kimia harganya sangatlah lebih murah. Hanya berbekal limbah jerami, EM4, , alat pencacah (pisau besar), gula merah, air, terpal dan timbah (tempat mencampur EM4 dan air). Bahan-bahan limbah jerami (sebelumnya sudah dicaca terlebih dahulu), EM4, dan air selanjutnya dicampur menjadi satu. Bahan-bahan yang sudah dicampur diletakkan di terpal dan ditutup dan selanjutnya terpal tersebut disimpan di ruangan yang lembab. Penyimpanan di ruang lembab bertujuan agar mikroorganisme mampu berkembang dengan baik. 
Penyimpanan limbah jerami ini memakan waktu kurang lebih 30 hari. Selama penyimpanan 30 hari, limbah jerami tersebut sesekali harus dibuka dan disemprot kembali dengan cairan campuran EM4 dan air.  Setelah 30 hari limbah jerami akan berubah baik dari tekstur menjadi seperti tanah, warna menjadi coklat kehitaman dan beraroma seperti tanah, itu adalah ciri-ciri limbah jerami telah berhasil menjadi pupuk kompos.
 Pelatihan pemanfaatan limbah jerami menjadi pupuk kompos merupakan alternatif dari banyaknya limbah jerami yang tidak dimanfaatkan. Selain itu pupuk kompos dari jerami bisa digunakan sebagai alternatif penganti pupuk-pupuk kimia. Karena pupuk-pupuk kimia selain tak ramah lingkungan harganya pun tak murah bagi para masyarakat desa kapor.(Ida)

Posting Komentar

0 Komentar