Sosialisasi dan Pelatihan Pengolahan Buah Pisang

Suasana saat acara sosialisasi dan pelatihan berlangsung.(Maduraday/syef)

BANGKALAN, Maduraday – Program kerja utama yang dilaksanakan oleh teman-teman KKN kelompok 52 ini, terselenggara mulai dari pukul 12.30 sampai 15.30, dihadiri oleh ibu-ibu dari berbagai dusun di Desa Batobella, Kecamatan Geger ini. Mereka membawa rombongan beserta anaknya untuk berbondong-bondong mengikuti acara sosialisasi dan pelatihan yang diadakan oleh teman-teman KKN Kelompok 52 Universitas Trunojoyo Madura ini.
Sosialisasi dan pelatihan yang diadakan di rumah Ibu Saimah atau bisa dikatakan di pelataran dekat posko teman-teman KKN Kelompok 52 ini berlangsung dengan kondusif dan lancar sampai acara berakhir. Tidak hanya itu, acara sosialisasi dan pelatihan inipun mendapatkan respon positif dari berbagai pihak. 
"Bagus mbak, mantap, program yang akan diselenggarakan semoga dapat diterapkan oleh warga sekitar sehingga bisa memberikan peluang ide usaha untuk masyarakat sekitar" ujar Kepala desa Batobella, H. Ismar, yang juga memberikan repson positif terhadap program kerja yang sebelumnya telah diajukan dalam diskusi. 
Hal yang melatarbelakangi penyelenggaraan dari sosialisasi dan pelatihan ini ialah karena banyaknya komoditas dari buah pisang yang ada di Desa Batobella ini, dengan tidak melihat musim dan jenis tanah yang dijadikan sebagai unsur dari pertumbuhan pohon pisang. Dengan memanfaatkan peluang tersebut maka muncullah ide dan inovasi dalam pengolahan komoditas tanaman pisang, diantaranya yaitu keripik pisado, gethuk, dan friutleather.
Keripik Pisado (Pisang Balado) disini merupakan suatu olahan yang menggunakan inovasi dan pembaruan dengan memanfaatkan varian rasa yang beragam dan tekstur yang mudah untuk dikonsumsi oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Keripik pisado ini juga mudah dalam pembuatan dan pengolahannya, mulai dari mengupas pisang, menyayat hingga tipis sampai pada tahap penggorengan. 
Setelah pada proses penggorengan selanjutnya ialah penambahan bumbu atau varian rasa yang sedang menjadi tren saat ini. Mulai dari rasa berbeque, sapi panggang, balado, dan keju. Varian rasa inilah yang menjadi andalan bagi inovasi dan pembaruan produk kelompok KKN 52.
“Memilih pisang mentah, dikarenakan jika memilih pisang matang maka dalam proses penggorengan akan lembek. Diberi bumbu bawang putih dan garam karena bawang putih merupakan bumbu khas lokal disini" ujar Tika, salah satu penanggungjawab dari kelompok KKN 52. 
Produk olahan yang kedua yaitu gethuk, tidak asing di telinga kita mengenai gethuk yang terbuat dari olahan jenis pisang. Dengan cara yang sederhana dan tanpa dibumbuhi dengan bahan pengawet apapun, gethuk ini dapat bertahan selama 3 hari. 
"Tidak seperti pada gethuk-gethuk pisang yang lainnya, pada pembuatan gethuk kali ini menggunakan bahan dan alat yang dapat kita temui sehari harinya". Ujar Risma, yang juga salah satu penanggungjawab produk dari kelompok KKN 52. 
Proses pembuatan gethuk disini, mulai dari pemilihan pisang sampai dengan pengukusan dengan jangka waktu yang sudah ditentukan selama 4 jam, sehingga memunculkan warna pisang yang coklat keunguan. Rasa yang manis dan sepet  disini tidak membuat siapa saja yang menicicipinya merasa bosan dan juga tidak enek di mulut. 
Kemudian untuk produk olahan dari pisang yang selanjutnya yaitu Friutleather, dimana fruitleather merupakan suatu proses pengawetan makanan dengan menggunakan proses penjemuran dan pengeringan sehingga menghasilkan lembaran-lembaran yang dapat dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang. Fruitleather sebenarnya ditujukan untuk anak-anak yang kurang suka mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang beraneka ragam.
Akan tetapi disini, fruitleather dapat dikonsumsi oleh khalayak umum sehingga sasaran yang ditujukan terhadap produk olahan ini lebih kepada masyarakat desa yang kesulitan dalam penyimpanan buah dan sayuran dalam jangka waktu yang panjang. Rasa yang khas seperti permen membuat olahan produk fruitleather ini digemari semua kalangan. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. 
"Produk fruitleather ini juga berbeda dari produk fruitleather pada umumnya, dengan kemasan yang unik dan rasa yang asli tanpa ada tambahan gula disini maka akan menjadi keunggulan dari produk ini" ujar Kholid sebagai penanggungjawab dari produk fruitleather.
Friutleather disini dibuat berasal dari buah pisang, sehingga rasa yang dihasilkan seperti permen rasa pisang. Disini pisang juga mengandung zat flafonoid yang dapat menghindari penuaan dini. 
"Pembuatan produk fruitleather ini sangatlah mudah, pertama mulai dari pemilihan pisang, lalu penghancuran pisang menggunakan blender serta pengeringan dengan menggunakan sinar matahari atau oven biasa" tambahnya.
Dengan membuat adonan pisang yang dipipihkan dalam loyang akan membuat adonan menjadi lembaran-lembaran setelah dikeringkan, semakin tipis adonannya maka akan semakin baik hasil dari pengeringan adonan pisang tersebut. 
Beberapa dari olahan pisang yang dibuat oleh teman-teman KKN kelompok 52 ini menggunakan inovasi dari produk lama menjadi produk yang kebaruan sesuai dengan perkembangan zamannya. Sehingga dalam kedepannya di Desa Batobella ini mengalami pembaruan dan selalu tetap mengikuti perkembangan zaman, akan tetapi masih tetap melestarikan tradisi yang ada sehingga kebudayaan itu tidak akan punah dan tergerus oleh masa.(eres)


Posting Komentar

0 Komentar