Kegiatan outdor diisi permainan untuk stimulus perkembangan otak (Maduraday/Heru Cahyono)
BANGKALAN, Maduraday - Tidak terasa sudah satu pekan ini mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah Madura yang meliputi Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Pada KKN tahun ini sebanyak 1.701 mahasiswa melaksanakan KKN yang terbagi menjadi 111 kelompok dan terdiri dari 15-16 mahasiswa. KKN dijadwalkan dari pihak kampus UTM berlangsung pada tanggal 18 Juli sampai 12 Agustus 2018. Di dalam kegiatan KKN ini setiap kelompok membuat program kerja semenarik mungkin agar partisipasi aktif dari masyarakat bisa terealisasi sesuai rencana awal yang sudah dicanangkan oleh setiap kelompok. Ini sama halnya yang dilakukan oleh kelompok KKN 21 yang bertempat di Desa Pangolangan, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan.
Pagi buta para anggota kelompok ini sudah mempersiapankan diri untuk berangkat ke sekolah dan mendampingi olahraga siswa-siswi. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 7:30 9:00 WIB yang diikuti oleh murid kelas satu dan dua SDN Pangolangan I. Beberapa anggota kelompok memimpin game asah otak seperti kucing-kucingan, tebak angka dan masih banyak lainnya.
“Menurut hemat saya, kegiatan semacam ini merupakan suatu hal yang sangat tepat untuk diimplementasikan bagi anak-anak yang menginjak usia sekolah dasar, hal ini karena banyak beban yang mereka pikul, mulai dari pelajaran sekolah, ditambah lagi madrasah, serta mengaji pada malam hari, karena di kabupaten Bangkalan berlaku sistem seperti itu, sehingga harus seimbang antara akademik dan non akademik agar tidak stres tutur Fuji selaku koordinator desa (Kordes) KKN 21 (24/07/18).
Hotimah (45) selaku guru SD menuturkan bahwa perkembangan pesat otak yang paling cepat menerima suatu hal yang baru adalah disaat merekaa duduk di bangku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar/sederejat, sehingga diperlukan kegiatan semacam ini. Karena perkembangan otak dan daya ingat menerima informasi itu disaat usia-usia PAUD dan SD (24/07/18).
Diharapkan dari adanya kegiatan tersebut, siswa tidak merasa bahwa sekolah hanya tentang masuk kelas, duduk, dan mengerjakan tugas semata. Sekolah adalah tempat bermain dan belajar yang menyenangkan, selain karena adanya guru yang menjadi mentor sebagai pemberi materi pembelajaran bagi mereka, juga ada teman sebagai sosok pemberi motivasi bagi diri. Sehingga siswa tiada perlu merasa bahwa kegiatan belajar merupakan sesuatu yang membosankan.(Mfs)
0 Komentar