Dampak Musim Hujan Bagi Petani Garam







Seorang Petani Sedang Memanen Garam (Bayu Ainur Sidiq)

Maduraday.com, SAMPANG – (24/11/2018) Hujan mulai membasahi sebagian wilayah Kota Bahari. Kondisi tersebut memaksa petani memilih memanen garam lebih awal dari biasanya. Petani mengemas garam hasil produksi kedalam karung yang kemudian dimasukan kegudang penyimpanan.
 Petani juga melepas terpal yang terpasang di lahan pangaraman sebagai pertanda musim tanam garam telah usai. Seperti yang dilakuan petani garam di desa Aeng Sareh, kecamatan Sampang kemarin (24/11). 
Husni Mubarok,54, petani garam desa Aeng Sareh menuturkan, sejak dua hari lalu rata-rata petani di desanya sudah memanin garam meski sebelum waktunya.  Hal itu dilakukan karena dirinya dan petani lain tidak ingin garam rusak karena terkena air hujan.
”Beberapa hari ini langit sering mendung dan turun hujan. Semua lahan pangaraman garam tergenang air. Termasuk lahan yang masih ada garamnya,” tuturnya.  
Hingga kemarin, garam rakyat masih banyak yang belum terserap dan menumpuk di gudang. Beberapa gudang milik petani atau petambak sudah penuh. Bahkan, sebagian terpaksa ditutup diluar dengan ditutupi terpal. 
Kondisi tersebut membuat dirinya khawatir akan kualitas garam. Apalagi, gudang penyimpanan garam miliknya hanya terbuat dari anyaman bambu dan beratapkan seng. 
”Sejak akhir Oktober penyerapan garam rakyat dari pengusaha dan pabrik berkurang. Akibatnya, banyak garam petani yang belum terjual dan  menumpuk di gudang,” ucapnya.  
Dia mengungkapkan, garam yang paling banyak tidak terserap atau tidak dibeli pedagang, perusahaan swasta dan pabrik yakni garam kuwalitas tiga dan empat. Sebab garam kualitas tersebut kurang diminati pabrik maupun tengkulak.  Sehingga, banyak petani yang merugi.

Posting Komentar

0 Komentar